Studi kasus IV

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.      Tujuan Operasional Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan, penelitian ini bertujuan untuk:

  1. memperoleh informasi tentang pengertian dan alasan pengembangan PGMKSBM;
  2. memperoleh informasi tentang  indikator keberhasilan tujuan PGMKSBM;
  3. memperoleh informasi tentang bagaimana difusi inovasi PGMKSBM dilakukan;
  4. memperoleh informasi tentang penyelenggaraan Pendidikan Guru Model Kualifikasi dengan Sistem Belajar Mandiri di Wilayah Banten;
  5. memperoleh iformasi tentang keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Guru Model Kualifikasi dengan Sistem Belajar Mandiri; dan
  6. menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan PGMKSBM di Wilayah Banten; dan

 

B.     Metode Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan penelitian, maka metode yang tepat untuk penelitian ini adalah studi kasus. Yin (1984), mendefinisikan penelitian studi kasus sebagai penelitian empiris yang menyelidiki suatu fenomena (gejala) kontemporer dalam konteks senyatanya (real-life)  dimana batas-batas antara  fenomena dan konteks tersebut masih belum jelas.[1] Berikut ini adalah alasan digunakanya metode studi kasus berkaitan dengan masalah yang diselidiki dalam penelitian ini:

  1. masalah belajar mandiri merupakan isu kontemporer yang banyak menarik perhatian peneliti untuk mengetahuinya lebih jauh. Disamping itu, pendidikan dengan sistem belajar mandiri yang dilakukan oleh PGMKSBM ini merupakan model inovasi pendidikan yang baru-baru ini dikembangkan untuk memecahkan masalah peningkatan kualifikasi guru di Indonesia. Penyelenggara PGMKSBM sedang membutuhkan masukan-masukan dalam rangka mengembangkan atau meningkatkan kualitas dari model pendidikan ini.
  2. gejala dan konteks yang terjadi dalam penyelenggaraan model pendidikan dengan sistem belajar mandiri tersebut dalam situasi senyatanya belum jelas. Peneliti tidak memanipulasi sedikitpun terhadap gejala yang sudah maupun akan terjadi dalam model pendidikan tersebut.
  3. penelitian ini bertujuan untuk mengungkap beberapa pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan “apa”, “mengapa” dan “bagaimana” gejala yang terjadi dalam masalah penelitian ini.
  4. penelitian ini menggunakan berbagai sumber dan teknik pengumpulan data sebagai upaya untuk menjawab pertanyaan penelitian.

C.     Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang direkomendasikan oleh Yin (1994). Yin, seperti dikutip oleh Tellis mengklasifikasikan langkah-langkah penelitian studi kasus ke dalam tiga (3) tahapan seperti berikut ini: [2]

  1. 1. Merancang Studi Kasus

Perancangan studi kasus dilakukan dengan dua langkah, meliputi: 1) pembekalan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan; dan 2) pengembangan dan pengkajian ulang penelitian.

  1. a. Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan

Untuk langkah ini, Yin menyarankan untuk mengikuti atau menyelenggarakan  pelatihan, terutama apabila penelitian dilakukan secara kelompok (team). Namun, dalam konteks penelitian ini, peneliti mengatasinya dengan cara mengkaji sendiri secara khusus literatur-literatur yang berkaitan dengan studi kasus baik melalui buku atau internet dan mendiskusikannya dengan dosen pembimbing.

b. Pengembangan dan Pengkajian Ulang Penelitian

Dalam rangka pengembangan penelitian, peneliti telah menghubungi salah satu dari pihak penyelenggara PGMKSBM untuk mendapatkan informasi awal. Setelah itu peneliti mengembangkannya kedalam bentuk proposal, seperti terlihat dalam proposal penelitian ini. Sementara itu, pengkajian ulang penelitian yang sedang dikembangkan dilakukan melalui konsultasi dengan pembimbing dan untuk selanjutnya diajukan sebagai makalah kualifikasi.

  1. 2. Melakukan Studi Kasus

Tahap kedua ini terdiri atas tiga (3) langkah, meliputi: 1) penentuan teknik pengumpulan data; 2) penyebaran alat pengumpulan data; dan 3) penganalisisan bukti studi kasus yang terkumpul. Namun, dalam konteks penelitian ini, peneliti menambahkan satu langkah lagi setelah langkah pertama, yaitu penentuan subyek penelitian (informan) dan teknik samplingnya.

  1. a. Penentuan Teknik Pengumpulan Data

Seperti telah diungkapkan diatas, salah satu karakteristik dan kekuatan utama dari studi kasus adalah dimanfaatkanya berbagai sumber dan teknik mengumpulkan data. Yin (1984) mengklasifikasikan enam sumber data yang dapat digunakan dalam penelitian studi kasus, yaitu: dokumen, catatan arsip, wawancara, pengamatan langsung, pengamatan berperanserta, dan bukti fisik.[3] Sebagai konsekuensi dari karakteristik studi kasus tersebut, semua teknik mengumpulkan data yang memungkinkan dan relevan dengan pertanyaan penelitian akan digunakan dalam penelitian ini.

Oleh karenanya, teknik pengumpulan data yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1)      Analisis Dokumen dan Catatan; yang meliputi dokumen, catatan arsip dan bukti-bukti fisik lain yang relevan;

2)       Kuesioner; dan

3)      Wawancara; dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth interview).

Secara lebih rinci, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti dalam tabel berikut:

Tabel 5 :

Teknik Pengumpulan Data

 

 

Pertanyaan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

 

Wawancara

 

Kuesioner

Analisis
Dokumen Arsip Bukti Fisik
1.  Bagaimana PGMKS-BM diselenggarakan?

 

 

 

 

 

2.  Seberapa jauh keberhasilan dan kegagalan PGMKSBM?

 

 

 

 

 

3.  Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat  keberhasilan  PGMKSBM?

 

 

 

 

 

4.  Bagaimana upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan penyelenggara untuk me-ngoptimalkan PGM-KSBM?

 

 

 

 

 

5.  Bagaimana proses difusi inovasi PGMKSBM berjalan?

 

 

 

 

 

6.  Seberapa jauh keberhasilan dan kegagalan proses difusi inovasi PGMKSBM?

 

 

 

 

 

7.  Faktor-Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat PGMKSBM?

 

 

 

 

 

8.  Bagaimana upaya yang telah dan sedang dilakukan untuk mengoptimalkan proses difusi inovasi PGMKSBM

 

 

 

 

 

 

  1. b. Penentuan Subyek Penelitian

Salah satu krakteristik dan kekuatan utama dari studi kasus adalah dimanfaatkanya berbagai sumber dan teknik mengumpulkan data.[4] Dengan demikian teknik cuplikan (sampling) dalam penelitian ini bersifat bertujuan (purposive). Sehingga, yang menjadi subyek penelitian (informan) adalah mereka yang diangap dapat memberikan informasi yang memadai berkaitan dengan pertanyaan penelitian ini. Oleh karenanya,  terdapat beberapa subyek penelitian yang sengaja dipilih dan ditentukan peneliti sebagai sumber data. Subyek-subyek penelitian tersebut adalah 1) beberapa mahasiswa lulusan PGMKSBM, 2) para tutor/instruktur,  3) para pimpinan dan staff penyelenggara PGMKSBM, dan 5) para inisiator PGMKSBM.

  1. c. Penyebaran Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan penyebaran alat pengumpulan data adalah: 1) mengumpulkan dokumen, catatan arsip dan bukti-bukti fisik yang relevan; 2) penyebaran kuesioner; dan 3) pelaksanaan wawancara mendalam. Pelaksanaan ketiga hal ini akan dilakukan segera setelah proposal ini dianggap layak dan disetujui untuk dilanjutkan pada tahap pengumpulan data.

 

 

  1. d. Penganalisisan Bukti-Bukti Studi Kasus

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan penganalisisan bukti-bukti studi kasus  adalah sama dengan analisis data. Untuk dapat melakukan hal ini diperlukan: 1) teknik analisis data dan 2) teknik pemeriksaan keabsahan data.

1) Teknik Analisis Data

Teknik analisis dan penafsiran data dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah yang direkomendasikan oleh Yin (1994), seperti dikutip oleh Tellis (1997), yang menyatakan bahwa analisis data dilakukan dengan penelaahan, kategorisasi, melakukan tabulasi data dan atau mengkombinasikan bukti untuk menjawab pertanyaan penelitian.[5] Prosedur ini senada dengan prosedur yang direkomendasikan oleh Moleong (2001),[6] bahwa proses analisis data dimulai dengan: 1) menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dalam hal ini adalah dari hasil wawancara, kuesioner, maupun analisis dokumen; 2) setelah ditelaah maka langkah selanjutnya adalah mengadakan apa yang dinamakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan kunci yang perlu dijaga agar tetap berada didalamnya; 3) langkah berikutnya adalah menyusunnya kedalam satuan-satuan untuk kemudian dikategorisasikan; 4) melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan teknik tertentu dan 5) diakhiri dengan penafsiran data.

Cara lain dilakukan dengan teknik analisis pencocokan pola (pattern-matching),[7] yaitu membandingkan antara pola-pola yang diperoleh secara empirik dengan pola yang diprediksikan. Terakhir adalah teknik analitis (explanation building),[8] yaitu cara menganalisis data studi kasus dengan membangun penjelasan tentang kasus tersebut. Teknik terakhir ini sangat relevan untuk menjawab pertanyaan kausal “mengapa” dan membantu memperkokoh teknik pencocokan pola.

2) Pemeriksaan Keabsahan Data

Menurut Winston (1997), studi kasus merupakan strategi penelitian yang bersifat triangulasi.[9] Triangulasi tersebut meliputi triangulasi data, penyelidik, teori, dan metodologi. Oleh karenanya, pemeriksaan kabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi. Pemeriksaan keabsahan data lain, seperti yang direkomendasikan oleh Moleong (2001)[10], dilakukan dengan cara: 1) uraian rinci, 2) kecukupan referensial dan 4) auditing.

  1. 3. Pengembangan Kesimpulan, Implikasi dan Saran

Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai upaya melaporkan hasil penelitiannya kepada khalayak umum. Setelah data dianalisis dan ditafsirkan, peneliti segera mengembangkan kesimpulan yang akan dijadikan dasar dalam mengembangkan implikasi dan saran yang relevan.

 

D.    Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Propinsi Banten, meliputi Kabupaten Serang, Pandeglang dan Lebak. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan  Juli 2002.

 

 

 


[1] Soy, Susan K., “The Case Study as a Research Method”, Uses and Users of Information – LIS 391D.1 – Spring 1997, ( http://www.gslis.utexas.edu/~ssoy/usesusers/1391d1b.htm).

[2] Tellis, Winston, “Application of a Case Study Methodology”, The Qualitative Report, Volume 3, Number 3, September, 1997, (http://www.nova.edu/sss/QR/QR3-3/tellis2.html).

[3] Yin, Robert K.; (1984), “Case Study Research: Design and Methods”, (Beverly Hills: Sage Publica-tion, 1984), h. 78.

[4] Tellis, op. cit.,

[5] Ibid., h. 1

[6] Moleong, Lexy J., “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Bandung, h. 190.

[7] Yin,  op. cit., h. 103.

 

[8] ibid. h. 107.

 

[9] Tellis, Winston,; “Introduction to Case Study”, the Qualitative Report, Volume 3, Number 2, July, 1997, (http://www.nova.edu/sss/QR/QR3-2/tellis1.html).

[10] Moleong, op.cit., h. 170 – 187.

Tinggalkan komentar

Belum ada komentar.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar