Akibat NArkoba

Gejala-Gejala Pemakaian Narkoba Yang Berlebihan

1. Op
   perasaan senang dan bahagia
   acuh tak acuh (apati)
   malas bergerak
   mengantuk
   rasa mual
   bicara cadel
   pupil mata mengecil (melebar jika overdosis)
   gangguan perhatian/daya ingat

 

2. Ganja
   rasa senang dan bahagia
   santai dan lemah
   acuh tak acuh
   mata merah
   nafsu makan meningkat
   mulut kering
   pengendalian diri kurang
   sering menguap/ngantuk
   kurang konsentrasi
   depresi 

3. Amfetamin (shabu, ekstasi)
   kewaspadaan meningkat
   bergairah
   rasa senang, bahagia
   pupil mata melebar
   denyut nadi dan tekanan darah meningkat
   sukar tidur/ insomnia
   hilang nafsu makan 

4. Kokain
   denyut jantung cepat
   agitasi psikomotor/gelisah
   euforia/rasa gembira berlebihan
   rasa harga diri meningkat
   banyak bicara
   kewaspadaan meningkat
   kejang
   pupil (manik mata) melebar
   tekanan darah meningkat
   berkeringat/rasa dingin
   mual/muntah
   mudah berkelahi
   psikosis
   perdarahan darah otak
   penyumbatan pembuluh darah
   nystagmus horisontal/mata bergerak tak terkendali
   distonia (kekakuan otot leher) 

5. Alkohol
   bicara cadel
   jalan sempoyongan
   wajah kemerahan
   banyak bicara
   mudah marah
   gangguan pemusatan perhatian
   nafas bau alkohol 

6. Benzodiazepin (pil nipam, BK, mogadon)
   bicara cadel
   jalan sempoyongan
   wajah kemerahan
   banyak bicara
   mudah marah
   gangguan pemusatan perhatian

Tanda-Tanda Kemungkinan Penyalahgunaan Narkotika dan Zat adiktif

a. Fisik
  berat badan turun drastis
  mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman
  tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan
  
ada tanda bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat 
  
bekas suntikan
  buang air besar dan kecil kurang lancar
  sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas

b. Emosi
  sangat sensitif dan cepat bosan
  bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang
  emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar 
  
terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya
  nafsu makan tidak menentu

c. Perilaku
  malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya
  menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga
  sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit 
  
dan pulang lewat tengah malam
  suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan menggadaikan
  
barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barang-barang berharga 
  
miliknya, banyak yang hilang
  selalu kehabisan uang
  waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang 
  
gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya
  takut akan air. Jika terkena akan terasa sakit – karena itu mereka jadi malas mandi
  sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala 
  
“putus zat”
  sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, 
  
seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat
  sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan
  mengalami jantung berdebar-debar
  sering menguap
  mengeluarkan air mata berlebihan
  mengeluarkan keringat berlebihan
  sering mengalami mimpi buruk
  mengalami nyeri kepala
  mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi

 

ArTiS KuAlA TuNgKaL

Mau lihat bahrun ga’………?

arts

mw edaftar gak!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Dosa Tak Berampun

Dosa Tak Berampun
 

Oleh Eka Darmaputera

Profesor R. Soedarmo almarhum, guru besar saya di STT dulu, pernah mengatakan bahwa ada dua sikap yang salah, yang menyebabkan ”dosa” lebih kuat mencengkeram kehidupan manusia. Yang pertama, adalah sikap meneropong ”dosa” melalui ”kaca pengecil”. Sikap meremehkan dan memandang enteng dosa.
”Dosa? Ah, keciiil! No problem-lah! Kita ”kan punya Allah yang Maha Kasih dan Maha Pengampun?! Jadi santai-santai sajalah menikmati hidup ini!”
Selintas, orang-orang yang ”easy going” seperti ini, wah, kelihatannya hidupnya serbatenang dan menyenangkan. Tak pernah diganggu keragu-raguan, ”Ini boleh tidak?” atau ”Itu salah tidak?”. Tapi bahagiakah mereka? Kemungkinan besar, tidak! Kelihatannya saja mereka bebas, tapi sebenarnya terpasung. O, ya?
Ya, sebab, seperti pernah dikemukakan oleh Bonhoeffer, orang yang cuma punya kebebasan tapi menolak pembatasan, sebenarnyalah hidup dalam perbudakan, yaitu diperbudak oleh hawa nafsu sendiri, yang, lambat atau cepat, akan membinasakannya.
Jadi, sekali lagi, apa kesalahan mereka? Mereka memandang ”dosa” terlalu remeh, serta menganggap ”pengampunan Tuhan” terlalu mudah.

***
KESALAHAN kedua, adalah sebaliknya, yakni ketika orang meneropong ”dosa” melalui ”kaca pembesar”. Hasilnya? ”Dosa” lalu kelihatan begitu mengerikan, melebihi kenyataan sebenarnya. Membuat si peneropong kehilangan nyali untuk melawan.
Sikap kedua ini, antara lain, diwakili oleh orang-orang yang merasa dikejar-kejar oleh ”rasa berdosa” yang terus menghantui. Mereka sungguh merasa tertekan, ibarat dikejar-kejar oleh penagih-penagih utang ke manapun mereka pergi. Mereka padahal tahu, utang itu tak mungkin mereka lunasi.
Hidup ditindih ”perasaan berdosa” ini amat menyiksa! Tapi, anehnya, tak sedikit pun mereka berusaha bisa keluar dari situ. Mengapa? Sebab merasa diri terlalu kotor dan terlalu nista. Beranggapan bahwa usaha untuk keluar itu sia-sia belaka. Sebab siapa yang masih bersedia menerima mereka? Tak ada!
Di sini, di mana letak kesalahannya? Karena orang memandang ”pengampunan Tuhan” terlalu mahal. Harganya tak terjangkau. Jadi, apa boleh buat, satu-satunya kemungkinan hanyalah berkubang di situ, di lumpur dosa.

***
AKIBAT yang ditimbulkan oleh dua ”salah kaprah” itu cukup serius. Sikap ”meremehkan dosa” akan melahirkan manusia-manusia ”tuna-norma”. Orang-orang yang tak hirau akan batasan-batasan antara yang ”benar” dan yang ”salah”. Yang hidupnya didasari oleh satu prinsip saja: prinsip ”pokoknya”. Pokoknya, saya senang! Pokoknya, saya mau!
Kedengaran ”gagah” sekali pernyataan itu, bukan? Ya! Namun bila coba kritisi lebih teliti, tidak bisa tidak, muncullah pertanyaan ini. Yaitu, lalu apa bedanya mereka dibandingkan dengan hewan-hewan liar? Bukankah keduanya sama-sama hidup berdasarkan prinsip ”pokoknya”? Tanpa ”kesadaran moral”?
Dan bayangkanlah oleh Anda, ragam kehidupan seperti apa yang akan dihasilkan, bila semua orang hidup tanpa norma! Pastilah suasana kehidupan seperti yang dilukiskan dalam ”Leviathan”-nya Thomas Hobbes. Situasi ”perang antara semua melawan semua”. War of all against all. Di mana manusia saling menjadi ”serigala” bagi sesamanya. Homo homini lupus. Saling menerkam. Saling memangsa. Alangkah mengerikan!
Akibat yang ditimbulkan oleh sikap kedua, tak kurang pula tragisnya. Di sini ”dosa” juga dibiarkan bersimaharajalela, mendominasi kehidupan manusia dengan bebasnya. Hanya saja, di sini penyebabnya bukan karena orang meremehkan ”dosa”. Sebaliknyalah, situasi ini disebabkan karena manusia terlalu serius menyadari dahsyatnya ”dosa”. Namun begitu seriusnya, sehingga ”dosa” dipandang terlalu perkasa, tak mungkin dilawan.

***
DI ANTARA dua sikap ekstrim tersebut-lah, kita mendapati kata-kata Yesus yang akan kita bahas kali ini, amat bermanfaat. Amat bermanfaat, karena ia meletakkan duduk perkara pada proporsi-nya yang tepat.
Yang saya maksud adalah kata-kata Yesus ini, ”Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni … di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Matius 12:31-32)
Bagi banyak orang, kata-kata tersebut termasuk ”sulit” dipahami. Apa sih ”dosa hujat terhadap Roh Kudus” itu? Perbuatan-perbuatan apa saja termasuk di situ? Lalu mengapa dosa ini tak dapat diampuni? Apakah itu berarti, semua perbuatan dosa yang lain akan diampuni? Segala macam dosa?

***
PERTANYAAN-PERTANYAAN tersebut akan terjawab pada waktunya. Tapi sementara ini, perkenankanlah saya mengemukakan tiga hal penting yang terkandung di dalam kata-kata Yesus tersebut – implisit maupun eksplisit.
Pertama, melalui kata-kata-Nya itu, Yesus menyampaikan sebuah berita pembebasan yang melegakan. ”Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni”! Siapa pun, kata Yesus, kini tak perlu lagi harus terengah-engah dikejar-kejar oleh perasaan berdosa, dan hidup dalam depresi yang tanpa jalan keluar! Mengapa? Sebab, ada pengampunan!
Dosa Anda mungkin besar. Boleh jadi, bahkan sangat besar! Karena itu, Anda benar, mengerahkan segenap daya pun tetap tak cukup untuk melunasi ”utang” Anda! Saya juga tidak menyalahkan, bila Anda dikejar oleh ”perasaan bersalah”. Ini justru menunjukkan betapa Anda menyadari dan menyesali apa yang telah Anda lakukan itu!
Tapi jangan pernah merasa bahwa Anda cuma bisa menyerah! Sebab, betapa pun ”besar” dosa Anda, Yesus ingin menegaskan, bahwa kuasa kasih dan pengampunan Allah masih jauh lebih besar!

***
NAMUN, kedua, ini tidak berarti bahwa pengampunan itu ”murah” dan ”mudah”. Tidak berarti bahwa pengampunan berlaku otomatis. Tidak! Kata Yesus, ”Tapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni … di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak”.
Artinya, ada ”dosa” yang begitu seriusnya, sehingga ”tidak akan diampuni”! Sebab itu, jangan pandang enteng ”dosa”! Ada dosa yang tidak akan diampuni! Bukan karena Allah tidak mampu mengampuninya, tapi karena Ia tidak mau! Sebab itu amat penting kita mengetahui, dosa apa yang disebut ”dosa tak berampun” itu. Inilah yang ketiga yang ingin Yesus kemukakan.
Apakah dosa ”hujat terhadap Roh Kudus”? Kita sama-sama mengetahui, bahwa ”Roh Kudus” tak lain adalah Allah sendiri. Kalau ”Allah Bapa” adalah Allah yang berada ”di atas” kita; ”Allah Anak” adalah Allah yang berada ”di samping” kita; maka ”Roh Kudus”, demikian kepercayaan kita, adalah Allah yang bekerja ”di dalam” kita.
Bekerja ”di dalam” kita, Roh Kudus berfungsi untuk mengarahkan seluruh kehendak kita kepada Allah. Menjadi ”pendorong” dan ”penghibur” tatkala kita lemah.
Dan yang terutama adalah, Ia berada di pusat kesadaran serta hati nurani kita. Ia menerbitkan kesadaran dan pengetahuan akan apa yang ”benar” dan apa yang ”salah”. Sekaligus meneguhkan kemauan kita untuk melakukan yang ”benar” dan menghindarri yang ”salah”. Amal ma’ruf, nahi mungkar.
Bila fungsi ”Roh Kudus” adalah itu, maka kini dapatlah mulai kita fahami apa yang dimaksudkan Yesus dengan ”hujat terhadap Roh Kudus” itu.
Yaitu, ketika manusia mengetahui benar mana yang ”benar” dan mana yang ”salah”, tapi dengan sadar ia memilih yang ”salah”. Ketika manusia mendengar bisikan Roh Kudus melalui suara hati nurani-nya, tapi dengan sengaja ia membungkamnya.

***
DENGAN perkataan lain, dosa ”hujat terhadap Roh Kudus” adalah dosa ”mengeraskan hati”. Tahu, tapi tidak mau tahu. Bisa memilih yang lain, tapi tidak melakukannya.
Mengapa ini merupakan ”dosa yang tak berampun”? Sebab, yang bersangkutan tak merasa perlu memohon pengampunan. Tidak membutuhkan pengampunan. Merasa berdosa pun tidak.
Padahal, kita tahu, pengampunan itu hanya tersedia bagi mereka yang ”menyadari” akan dosa-dosanya, ”menyesali”nya, lalu ”mengakui”nya, seraya berseru mencari dan memohon pengampunan, dan memperlihatkan tekad pertobatan!
Semua persyaratan ini, tak satu pun dapat dipenuhi oleh orang-orang yang sengaja mengeraskan hati. Maka, Firman Tuhan, ”jika kita sengaja berbuat dosa sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu” (Ibrani 10:26). Tak ada harapan pengampunan.

ABG jadi pelacur

TUBAN – Perdagangan anak di bawah umur berhasil dibongkar jajaran Polres Tuban, Jawa Timur. Polisi mengamankan dua korban yang dipaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK) di salah satu lokalisasi di Kabupaten Tuban serta menahan mucikari yang diduga menjadi otak perdagangan (trafficking) anak ini.

Kasus ini terbongkar saat Polres Tuban menggelar operasi dengan sandi Bunga 2008. Dalam operasi itu polisi menyisir beberapa tempat lokalisasi dan tempat karaoke yang berada di Kota Tuban.

Hasilnya, polisi mendapati dua perempuan yang masih di bawah umur yang berprofesi sebagai PSK, masing-masing berinisial Sl (17) warga Desa Sugih Waras, Kecamatan Jenu, Tuban dan Nl (17), warga Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Tuban.

Polisi langsung membawa keduanya serta menggelandang Ninik (45), mucikari Wisma nomor 74 di lokalisasi Desa Wonorejo, Kecamatan Semanding, Tuban.

“Sampai saat ini, kita masih menahan tersangka. Dan dua korban kami kembalikan kepada keluarganya,” kata Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Effendi Lubis di kantornya, Minggu (14/12/2008).

Kepada petugas, kedua korban itu mengaku sebelum terjebak di lokalisasi tersebut, mereka bertemu dengan tersangka. Awalnya, keduanya ditawari bekerja sebagai penjaga warung di luar daerah Tuban. Namun, setelah mereka pamit kepada orangtuanya, ternyata mereka dibawa ke lokalisasi Gandul, Tuban.

Di lokalisasi itulah, menurut Effendy, keduanya dipaksa melayani tamu. Rata-rata, dalam sehari keduanya bisa mendapatkan uang senilai Rp100 ribu. Mempekerjakan anak di bawah umur sendiri juga diduga sudah menjadi praktek lama di wilayah Tuban. “Kami akan terus melakukan operasi,” tegasnya.

Tersangka dijerat pasal 296 KUHP pasal 74 ayat 2 huruf b dan d jo pasal 83 UU RI no 13 tahun 2003 tentang tenaga kerja. Karena tersangka telah mempekerjakan anak di bawah umur yang berkaitan dengan pelacuran. “Ancamannya kurungan lima tahun penjara,” tegasnya.(Nanang Fahrudin/Sindo/ded)

Kehidupan Pelacur di NY

PELACUR kelas tinggi itu bernama Ashley Alexandra Dupre. Perempuan berumur 22 tahun itu merupakan penyanyi kelab malam asal Manhattan. Dialah yang kemudian sebagai penyebab Gubernur New York Eliot Spitzer mundur dari jabatannya. Untuk memuaskan nafsunya, Spitzer bersedia membayar 4.000 dolar AS. Skandal bisnis pelacuran di kota termahal di dunia itu kemudian terbongkar, dan satu di antaranya menyeret sang gubernur.

Sebenarnya bukan sebuah berita yang mengejutkan, tetapi semata-mata merupakan sebuah kesialan bagi sang gubernur, kok ya bisa-bisanya tertangkap dan terbukti. Bayangkan, kota itu luasnya 141.089 kilometer per segi dihuni oleh sebanyak 19.297.729 jiwa pada 2007. Sebuah metropolis yang luar biasa, kehidupan serba modern, segala macam bisnis pemuas manusia tersedia lengkap di sana.

Pelacuran atau pelacur menjadi momok di mana-mana. Semua agama menyatakan haram terhadap perilaku satu itu. Jutaan ibu dan remaja, perempuan Indonesia terjebak di dalamnya. Pada saat yang sama, masyarakat Indonesia yang terkenal sangat agamis pun memandang negatif terhadapnya. Bagi mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya, sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Pelacuran adalah perilaku buruk dan jahat.

Begitukah gambaran sesungguhnya tentang pelacur? Jawabannya, bisa benar. Tetapi ada pula yang mempunyai pandangan berbeda, pelacuran merupakan evil necessity. Pandangan itu didasarkan pada anggapan ehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki). Tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan baik-baik, misalnya anak-anak dan saudaranya. Meski sudah ada pelacur, toh anak-anak dan saudara tetap jadi korban.

Seperti ditulis dalam wikipedia, yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah Augustinus dari Hippo (354-430), seorang bapak gereja. Dia mengatakan, pelacuran itu ibarat selokan yang menyalurkan air yang busuk dari kota demi menjaga kesehatan warga kotanya. Pandangan negatif terhadap pelacur seringkali didasarkan pada standar ganda, karena umumnya pelanggannya tidak dikenai stigma demikian.

Istilah pelacur sering diperhalus dengan pekerja seks komersial (PSK), wanita tuna susila (WTS), istilah lain yang juga mengacu kepada pelayanan seks komersial. Sayang, sejauh ini memang pelacur hanya untuk stampler bagi Kaum Hawa. Padahal Kaum Adam adalah pelanggan setianya. Bahkan kini kaum pria pun juga ‘iri’ terhadap kegiatan pelacuran itu. Karena, kaum pria bukan sebagai konsumen belaka tetapi sudah masuk sebagai penjaga. Dialah: Gigolo. Klop sudah!

Pelacuran ‘prpfesi’ yang sangat tua, setua usia manusia. Dilarang tetapi malah garang, dibenci tetapi terus dicari, dijauhi semakin menjadi-jadi. Jadi? Larangan jalan terus, operasi pelacuran terus abadi.

Persoalan pelacuran sering kali hinggap pada pejabat kelas teri maupun kakap di Indonesia. Simak saja menyeruaknya kasus video porno antara anggota DPR-RI Yahya Zaini dan Maria Eva yang punya nama asli Maria Ulfah, sampai saat ini terus menyisakan histori buruk nan abadi. Mengapa, karena lewat teknologi digital sekarang, begitu sebuah file masuk ke ranah internet maka tidak ada satu pun yang mampu menghadang dari sana.

Sampai saat ini, internet setidaknya mencatat 2,4 juta situs yang memasukkan Maria Eva termasuk di dalamnya file mesum Zaini-Eva. Artinya, anak cucu kedua insan yang pernah meghebohkan Indonesa itu setiap saat bisa melihat file mesum Bapak-Ibunya! Luar biasa, bukan. Bukan cuma itu, internet sudah menjadi wahana terbuka untuk mengumbar semua sisi paling buruk bagi manusia.

Kembali kepada Gubernur New York Eliot Spitzer yang harus merelakan kursi jabatannya, hanya sebuah risiko kekinian dari dunia pelacuran. Siapa pun Anda, setiap saat masih bisa terperosok ke dunia itu. Supaya agak berimbang, sebaiknya kita mengingat kembali puisi karya Willibrordus Surenda Broto Rendra yang kemudian berganti nama menjadi Wahyu Sulaeman Rendra berjudul: Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta.

Mari kita simak satu bait saja kutipan puisi itu: Naikkan taripmu (Pelacur) dua kali// Dan mereka akan klabakan// Mogoklah satu bulan// Dan mereka kan puyeng// Lalu mereka akan berjina// dengan isteri saudaranya. Ini bukan pembenaran, melainkan sebuah peringatan kepada kita semua bahwa pelacuran adalah risiko kini dan masa mendatang! steve

Seks di Media, Biang Keladi Pergaulan Bebas Remaja

Rabu, 05 April 2006 07:00
KapanLagi.com – Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja, dimana saja.

Menurut Jane Brown, ilmuwan dari Universitas North Carolina yang memimpin proyek penelitian ini, semakin banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di media, maka mereka akan semakin berani mencoba seks di usia muda.

Sebelumnya para peneliti ini telah menemukan hubungan antara tayangan seks di televisi dengan perilaku seks para remaja. Dengan mengambil sampel sebanyak 1,017 remaja berusia 12 sampai 14 tahun dari Negara bagian North Carolina, AS yang disuguhi 264 tema seks dari film, televisi, pertunjukan, musik, dan majalah selama 2 tahun berturut-turut, mereka mendapatkan hasil yang sangat mengejutkan.

Secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media cenderung melakukan seks pada usia 14 hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat eksploitasi seks dari media.

Maka tidak mengherankan kalau tingkat kehamilan di luar nikah di Amerika Serikat sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding negara-negara industri maju lainnya, hingga penyakit menular seksual (PMS) kini menjadi ancaman kesehatan publik disana.

Pada saat yang sama, orang tua juga melakukan kesalahan dengan tidak memberikan pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman seks yang salah dari media. Akhirnya jangan heran kalau persepsi yang muncul tentang seks di kalangan remaja adalah sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bebas dari resiko (kehamilan atau tertular penyakit kelamin).

Parahnya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja yang terlanjur mendapat informasi seks yang salah dari media cenderung menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan seks bebas. Mereka akhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma sosial “tak nyata” yang sengaja dibuat oleh media.

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics, serta sebagian dalam Journal of Adolescent Health. Namun sayangnya, hasil penelitian tersebut belum melihat bagaimana dampak informasi seks di internet pada perilaku seks remaja.

Dengan mendapatkan temuan-temuan lain yang lebih konsisten, mungkin kita tak perlu menunggu lama untuk membuktikan bahwa media memiliki peranan penting dalam pembentukan norma seksual di kalangan remaja. (reuters/dni)

Keberhasilan Dalam Kesederhanaan

Keberhasilan dan kesuksesan seseorang kadang belum tentu karena penguasaan teknologi tinggi, lulusan universitas terkemuka, kemenarikan user interface (baca: tampan atau cantik), kewibawaan, kejeniusan, kepandaian, atau karena atribut-atribut hebat dan keren yang lain. Banyak jalan untuk sukses, saking banyaknya jalan, membuat “teknik menjadi sukses” menjadi sulit untuk dibuatkan formulanya. Kita tentu tidak bisa menduga bahwa apa yang dilakukan oleh seorang mahasiswa bernama Jerry Yang dengan mengumpulkan link-link situs, membuat kategori dan fitur pencarian akan menjadikannya situs portal dan search engine terkemuka di dunia (Yahoo.Com). Itu adalah sekelumit diskusi di Kuliah Umum Universitas Widyatama Bandung, dimana saya diminta menjadi pembicara untuk tema “Trend SDM dan Jalur Karir IT”. Thanks om Alex yang sudah nemenin saya mengarungi tol cipularang.

Iwan Fals telah menjadi legenda dalam permusikan Indonesia. Padahal seperti pengakuan mas Iwan di awal-awal karirnya, dia hanya bisa mainin 3 chord gitar. Lagunya juga sederhana-sederhana, kekuatan dan keunikannya justru adalah di lirik. Justru dengan kesederhanaan penggunaan chord gitar, saya yang waktu itu masih SMP bisa dengan mudah menyanyikan lagu-lagu “Sarjana Muda”, “Aku Antarkan”, “Buku ini Aku Pinjam” milik Iwan Fals dengan gitar murah yang dibelikan orang tua saya. Demikian juga dengan anak-anak yang biasa berkumpul di post ronda di kampung, yang belajar gitar asal-asalan, tetap bisa dengan merdu menyanyikan lagu-lagu mas Iwan. Dan akhirnya lagu-lagu sederhana mas Iwan menggema di seantero republik, terkenal dan melegenda. Mirip dengan mas Iwan, Kangen Band sering dicibir orang karena musiknya low quality, dalam lagunya “Antara Aku, Engkau dan Dia” hanya bermodal 3-4 chord gitar. Tapi kenyataan membuktikan bahwa penjualan lagu tersebut mencapai lebih dari 400 ribu keping (meraih dua platinum). Dengan kesederhanaan (atau bahkan kekurangan) yang kita miliki kita tetap bisa berkreasi untuk menuju suatu keberhasilan.

Tukul Arwana menjadi satu ikon baru dalam dunia talkshow di Indonesia. Mas Tukul mendobrak atribut host talkshow yang biasanya cerdas, pintar, keren dan berwibawa. Padahal Mas Tukul sendiri adalah wong ndeso dengan logat bahasa Indonesia medok ala Perbalan Semarang dan ditambah dengan bahasa Inggris yang belepotan. Tukul Arwana adalah trend setter baru, kalimat sederhana seperti “kembali ke laptop”, “puas kamu puas” atau olok-olok ala semarang seperti “kutu kupret”, “katrok”, “asem ik”, dsb menyebar secara nasional. Mas Tukul berhasil menjadikan kesederhanaan dan kekurangannya menjadi kapital untuk meraih sukses.

Google.Com termasuk “perusak mitos” web design dunia. Penampilannya yang terlalu sederhana, tentu akan sulit memenangkan kontes web design di level dunia atau bahkan di level Indonesia Tapi sebenarnya secara teori software engineering, Google.Com adalah contoh terbaik bagaimana sebuah sistem dan software dikembangkan. Kalau tujuannya adalah membuat mesin pencari alias sistem yang menjadi solusi untuk pencarian informasi, kenapa top page harus menampilkan yang lain selain kolom untuk pencarian? Google.Com membuktikan keberhasilannya dengan meraup 60-70% market share mesin pencari.

IlmuKomputer.Com dulu sering diejek orang karena terlalu sederhana dalam teknologi web, hanya menggunakan statik html, tanpa desain yang menarik dan bahkan tanpa CMS. Saya bukan desainer yang baik, dan saya memang ingin fokus memberi solusi di permasalahan yang ada (sebagai referensi bisa baca tulisan saya tentang membangun komunitas maya). Setelah 4 tahun menggunakan statik html, di awal tahun 2007 IlmuKomputer.Com saya ubah menggunakan dynamic html dengan CMS yang sederhana yaitu WordPress. Sederhana karena ukuran kecil, business process tidak rumit dan saya tidak repot kalau ada security hole karena saya cukup update dengan versi terbaru CMS dari WordPress.Org. Dengan kenyamanan itu saya bisa konsentrasi ke konten dan solusi yang ingin saya tawarkan. Saya yakin IlmuKomputer.Com belum sukses, tapi jumlah visitor dan daily hits yang tinggi membuktikan bahwa penggunanya banyak (dan semakin banyak).

Kegigihan dan kejelian kita mengubah suatu kesederhanaan dan bahkan kelemahan atau kekurangan, menjadi sebuah kekuatan adalah kunci keberhasilan. Jangan minder, jangan rendah diri dan jangan hiraukan ejekan orang lain hanya karena kita sekolah di universitas yang tidak terkemuka ataupun di universitas kecil yang ada di kota kecil Toh Linus Torvald yang bukan lulusan Standford University atau MIT berhasil membuktikan bahwa LINUX dapat menjadi sistem operasi handal dan terkenal, bahkan mengalahkan kampiun sistem operasi dunia Prof. Andrew S. Tannenbaum yang sebelumnya membuat MINIX.

Kreatifitas menghasilkan produk yang diakui dan bermanfaat untuk masyarakat harus terus diasah, ini sering saya sebut keunggulan defacto. Sekolah setinggi mungkin juga penting karena ini adalah keunggulan dejure. Jadi keunggulan defacto dan dejure adalah termasuk faktor keberhasilan. Targetting untuk menjadi seorang specialist yang mumpuni harus terus dikejar, karena di era ke depan semakin sedikit wilayah kerja untuk kaum generalist (ngerti banyak hal tapi hanya kulit-kulitnya). Tapi jangan lupa juga bahwa kita harus menjadi seorang specialist yang punya kemampuan verbal dan bisa “menjual” dan “bernegosiasi” dengan orang lain tentang produk dan keunggulan kita. Specialist semacam ini yang sering disebut dengan Versatilist.

By mdryangood

Semua Lelaki Pembohong

liar-paradox.jpg

A man says that he is lying. Is what he says true or false? –Eubulides, 4th century BC

Abis baca judul diatas, kamu-kamu yang cewek pasti dengan semangat berkata “iya tuh!”, sedang kamu-kamu yang cowok paling tersenyum simpul dengan sorot mata ga bersalah sambil bersiul-siul “duu duuu duuu duuu” :p

Hehe, tapi sebelum kamu semangat ngasih komentar setuju atau ga setuju, coba kita garuk lagi pernyataan diatas.

Ketika saya menulis: “Semua laki-laki pembohong!” maka ada sesuatu yang aneh disitu, karena:

1. Saya seorang laki-laki
2. Saya berkata semua laki-laki pembohong

Maka dari dua elemen diatas terlihat kalimat “semua laki-laki pembohong” pun adalah sebuah kebohongan karena yang mengucapkannya adalah seorang laki-laki.

Artinya, semua laki-laki pembohong itu adalah bohong = semua laki-laki bukan pembohong?
Paradoks diatas dikenal luas diungkap oleh seorang filsuf dan penyair Yunani bernama Epimenides yang hidup diabad 6 sebelum masehi.

Epimenides, seorang Cretan, dilaporkan berkata: The Cretans are always liars.

Karena dia sendiri seorang Cretan, dan semua orang Cretan menurut dia adalah seorang pembohong, maka pernyataan Orang cretan selalu berbohong adalah juga tidak benar.

Contoh paling sederhana lain dari paradoks yang sama adalah kalimat:

Pernyataan ini salah

Kalo pernyatan diatas benar, maka seharusnya kalimat diatas mengandung kebenaran, tetapi kalimatnya sendiri sudah berkata bahwa kalimat tersebut salah. Maka pernyataannya jadi benar atau salah?

Kalau saya berkata “Saya berbohong”, maka apakah saya sedang berbohong bahwa saya bohong?

Kalo saya berkata “Jangan pedulikan kalimat ini”, maka apakah saya harus peduli pada peringatan jangan pedulikan kalimat tersebut?

Kita tidak bisa 100% berkata bahwa kalimat diatas salah atau benar. Yang terjadi adalah kontradiksi, karena sebuah kalimat bisa benar sekaligus salah dan bisa salah sekaligus benar.

Kalau begitu mana yang benar? Dan mana yang salah?

Hal yang paling mengganggu dari paradoks yang dikenal dengan nama Epimenides Paradox atau Liar Paradox ini adalah karena ia menunjukkan bahwa kepercayaan yang kita pegang erat tentang mana yang benar dan mana yang salah ternyata membawa kita pada sebuah kontradiksi.
Tulisan This is Not the Title of This Essay mencoba menjawab bahwa masalah dari Liar Paradox adalah self-reference.

Paradoks terjadi karena kita mengambil referensi dari diri kita sendiri.

Apa yang saya katakan salah, maka pertanyaan salah ini mengambil referensi dari kalimat itu lagi.

Paradoks diatas jadi masalah besar, terutama buat para matematikawan, dimana dunia adalah 0 dan 1 dan, sebuah pernyatan harus punya nilai jelas antara True (T) atau False (F).

Kurt G�del, di tahun 1931, menjelaskan problema self-reference diatas dalam sebuah teorema yang dikenal dengan nama G�del’s Theorem, yang mengatakan:

To every ω-consistent recursive class χ of formulae there correspond recursive class signs r, such that neither v Gen r nor Neg(v Gen r) belongs to Flg(&chi) (where v is the free variable of r)

Teorema G�del yang terlihat persis seperti sebuah paradoks sendiri (karena sumpah saya ga ngerti apa maksudnya hehe), pada intinya berkata bahwa niscaya kamu akan bertemu dengan kontradiksi kalo kamu melakukan self-reference atau kalaupun kamu melakukan self-reference pastikan kamu tahu bahwa itu adalah self-reference🙂 (btw jangan percaya sama G�del hehe)
Lalu buat kita yang bukan matematikawan dan bukan G�del apa artinya Liar Paradox ini?

Ada dua artinya.

Pertama, bahwa permasalahan ini adalah masalah khas manusia karena cuma manusia yg punya consciousness, dan cuma mahluk ber-consciousness yang bisa berbohong.

Kedua, berhati-hatilah ketika ada orang atau pihak yang meng-claim memiliki kebenaran dan benar 100% sehingga semua yang lain salah. Karena sudah kita sama-sama tahu bahwa benar dan salah adalah sebuah kontradiksi

Yang penting bukan benar atau salah karenanya, yang penting adalah percaya.

Tidak penting apakah kita benar dan dia salah, yang penting adalah ketika kita percaya kita benar (percaya? hehe).

Makanya, ketika kita berhadapan dengan sesuatu cuma ada dua hal yang bisa kamu lakukan.

Percaya itu benar. Atau percaya itu salah.